Kamis, 16 Juli 2009

RETAK......



Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, yang satunya tidak. Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh dari mata air ke rumah majikannya, sedang tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.
Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. namun si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksenpurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari yang seharusnya dapat diberikannya. Tertekan oleh kegagalan ini. tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,
“Saya sungguh malu pada diri saya sendiri”, dan saya mohon maaf kepadamu. “Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?” “Saya hanya mampu, selama dua tahu ini, membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa
bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi.” kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak dan berkata “Jika kita kembali kerumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah disepanjang jalan.”

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah disepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Kata situkang air kepada tempayan retak, “ Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga disepanjang jalan disisimu tapi tidak ada bunga disisi tempayan lain yang tidak retak itu. Itu karena aku menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga disepanjang jalan disisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu utuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.” Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Dimata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

Tidak ada komentar: